![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhSq8-VIvoIoZ4WIciLlBKv0Dq1twBPd1WYPwo0U5IXRuBZ4N6p2YZfSKpDOfRMH5JrvrkPljPvptsmR_kEMRF1GIZ7uAIe9XpsgcbSQRH8cI6QTr-qGQknvFaox1uWro7NEOjrX5bsgqqO/s400/MAULID+NABI+1.jpg) |
Spanduk Maulid Nabi Muhammad S.A.W. 1440 H. |
Sungguh, Telah Ada
Pada Diri Rasulullah Itu Suri Tauladan Yang Baik Bagimu”(Al-Ahzab.21). Itu
adalah salah satu penggalan pujian Allah pada diri Rasulullah.
Nabi Muhammad S.A.W. diutus salah
satunya dengan tujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ini artinya bahwa
kondisi ummat manusia (
Bangsa Arab)
pada saat itu memiliki akhlak yang tidak baik. Wajarlah kurun ini banyak
disebut sebagai
jaman jahiliyah.
Apakah bangsa Arab saat itu termasuk bangsa yang bodoh?. Tentu tidak. Bahkan saat
itu bangsa Arab dikenal dengan bangsa yang mumpuni dengan karya satra, terutama
syair-syairnya. Sejarah telah mencatat bahwa pada kurun itu banyak tergantung karya
syair yang menang dalam setiap lomba di dinding Ka’bah. Labid Bin A’shom adalah
salah satu tokoh yang sering memenangkan lomba menulis syair.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-2YS-H7JP0UKhYKfL52U0R1PkWQY6-I9MF9mltmt2UhIHuajyOVr2ZnfSLdD35ozMRh2DUVtfkZexiE60akERoW0RE16nUbVJwzZsGFPJ-wcMzLoDTWVd4Z9n1wXtiwFjknsnDe_8xaw8/s320/IMG-20181119-WA0042.jpg) |
Kepala Madrasah Beri Sambutan |
Walaupun syair-syair tersebut
berisikan sesuatu yang baik, namun ternyata kebaikan dan keindahannya tidak
terlefksi pada akhlak bangsa Arab kala itu. Tidak jarang terdengar seorang
bapak mengubur anak perempuannya hidup-hidup karena dianggap sangat aib. Inilah
barangkali puncak kebodohan bangsa Quraisy sehinnga perlu diturunkan
seorang nabi untuk memperbaiki keburukan
akhlak tersebut. Apakah dengan begitu bahwa Muhammad hanya diutus untuk Bangsa
Arab saja? Tidak. Kehadiran sosok yang digelari dangan
Al-Amin terseut diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjHPnu33YysOkOxPxRv_4mYjcdKjQoNf53wdn3cb10AoHO4ZSKCO0RjavgNDC-z9XYXsG-31c4r9-dQjsbDMg6AcWVBso4vPG1ccFYTlvo0petGpnB2nMGfRfp-Ipdrac6CDUWSZTfBomDD/s320/IMG-20181119-WA0044.jpg) |
TGH.Taufikurrahman, LC. |
Dalam konteks sebagai rahmat bagi
seluruh alam, maka pribadi Muhammad akan selalu cocok dengan setiap zaman.
Sebagaimana pepatah “tidak lekang dimakan
panas, tidak lapuk dimakan hujan”. Akhlak beliau akan selalu menjadi trend
pada setiap kurun kehidupan manusia. Dalam kurun zaman yang penuh dengan perkembangan
teknologi dan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, yang sangat berdampak pada
akhlak dan budi pekerti manusia, akhlak beliau akan menjadi dambaan bagi setiap
orang. Seorang bapak akan sangat bahagia jika anak-anaknya bisa menempatkan
sosok ayah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah. Sebaliknya, anak akan
sangat bahagia jika bapaknya menjadi pribadi yang bisa menyanyangi dan
melindungi anak-anaknya.
Ada sepenggal kisah dimana
Rasulullah bertemu dengan seorang anak (Umar bin Abu Salamah) yang sedang
makan, beliau berpesan, “Wahai anak,
ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kanan dan makanlah yang terdekat
denganmu”. Dari kisah ini, sungguh cara makan saja sangat diperhatikan oleh
Rasulullah sejak dini. Ini artinya bahwa perkara etika harus ditanamkan sejak
awal dalam rangka pembiasaan sehinggan nanti setelah dewasa cara makan akan
menjadi akhlak yang baik bagi siapa saja.
Berikut lengkapnya akhlak makan dan minum yang diajarkan
Rasulullah.
1. Makanan Seorang Muslim:
Baik dan Halal
a. Firman Allah Ta’ala, “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di
antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada
Allah, jika benar-benar hanya kepada Allah kamu menyembah.” (QS. Al-Baqarah: 172)
b. Firman Allah Ta’ala, “(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul,
Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil
yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan
melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” (QS. Al-A’raf: 157)
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgTL6GrVzjpxf_DPlLW1Uh27PZeiXGyjR96V-jepVU-y1a_OER33Rr766qzeieCNVp7-Kuiw5AduRqOOEWAM8Pxqy15snPKIFam7lk7CpM5S8NdCzOGERJg0aGEoxPYdznDegi-7M6IHHaK/s400/IMG-20181119-WA0077.jpg) |
Dewan Guru Usai Acara Maulid Nabi |
2. Membaca Basmalah Saat
Makan dan Memulai dengan yang Terdekat
a. Dari Umar
bin Abu Salamah r.a, ia berkata, “Saat masih kecil di pangkuan Rasulullah,
tanganku bergerak ke sana- ke mari di piring, kemudian Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Wahai anak, ucapkanlah ‘Bismillah,’ makanlah
dengan tangan kanan dan makanlah yang terdekat denganmu.” Setelah
itu berubahlah cara makanku seperti itu. 1
b. Dari Ibnu
Mas’ud r.a berkata, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Siapa yang lupa untuk menyebut nama Allah
ketika memulai makan, maka hendaklah ia mengucapkan saat ingat,
‘Bimillahi fi awwalihi wa akhirhi (Dengan nama
Allah di awal dan di akhir makanan).” Maka ia seperti menghadapi
makanan baru lagi dan mencegah apa yang tadi sudah didapat setan.” 2
3. Makan dan Minum dengan
Menggunakan Tangan Kanan
Dari Ibnu
Umar r.a, Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian makan, maka
makanlah dengan menggunakan tangan kanan, dan jika ia minum, maka minumlah
dengan menggunakan tangan kanan, karena sesungguhnya setan itu makan dan minum
dengan menggunakan tangan kiri.” 3
4. Bernafas di Luar Bejana
ketika Hendak Minum
Dari Anas
r.a berkata, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bernafas tiga kali ketika hendak minum dan
bersabda,
“Sesungguhnya yang demikian itu lebih segar,
lebih steril dan lebih memuaskan.” 4
5. Cara Memberi Minum Orang
Lain
Dari Anas
bin Malik r.a, Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam diberi susu penuh, sedang di sebelah kanannya
seorang Arab Badui dan di sebelah kirinya Abu Bakar. Beliau meminumnya kemudian
memberikannya kepada Arab Badui seraya beliau bersabda, “Dari kanan kemudian ke kanannya.”
5
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOJHaC9qFqVtCTf9t1Np6lYCvB9xg1_bE0AYakbIfO0GVj1OgmxQgqPjcyHyHgLW-6mgk9MUfAJ8BdnmHf_QElFDjtj6YXmtoK99i6i-NxXLJBPz9-RvpHajauDVJQLTwz3VLMYd5C3BqP/s320/IMG20181119080726.jpg) |
Add caption |
6. Tidak Minum Sambil Berdiri
a. Dari Abu
Said Al-Khudri r.a, Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam melarang minum sambil berdiri. 6
b. Dari Abu
Hurairah r.a, Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam melihat seorang lelaki minum sambil berdiri,
kemudian bersabda, “Muntahkanlah”
Ia berkata, “Kenapa?” Beliau bersabda, “Apakah kamu
suka minum bersama seekor kucing?” Ia menjawab, “Tidak.” Beliau
bersabda, “Sesungguhnya ikut minum bersama
kamu sesuatu yang lebih buruk dari seekor kucing, yaitu setan.” 7
7. Tidak Makan dan Minum dari
Tempat yang Terbuat dari Emas dan Perak
Dari
Hudzaifah r.a, ia berkata, “Aku mendengar Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Janganlah kamu memakai sutra dan kain diibaj
‘sutra yang lebih halus’; dan janganlah minum dengan menggunakan bejana yang
terbuat dari emas atau perak. Janganlah makan dengan menggunakan piring dari
emas atau perak, karena perabot itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia,
dan untuk kita di akhirat.” 8
8. Tata Cara Makan
a. Dari Kaab
bin Malik r.a, ia berkata, Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam makan dengan menggunakan tiga jari, dan beliau
menjilati tangannya sebelum membersihkannya.” 9
b. Dari Anas
r.a, jika Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam makan beliau menjilati ketiga jarinya. Anas
berkata, “Rasulullah bersabda, “Jika suapan
kalian terjatuh, maka hendaklah diambil dan dibersihkan dari penyakit
(kotoran), kemudian dimakan serta tidak meninggalkannya untuk setan.”
Beliau memerintahkan untuk menghabiskan sisa makanan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak tahu dari sisi
makanan mana yang mengandung berkah.” 10
c. Dari Ibnu
Umar r.a, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam melarang (umatnya) menelan dua kurma sekaligus
sebelum meminta izin kepada teman-temannya.” 11
d. Dari Ibnu
Umar r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, “Hendaklah setiap orang di antara kalian makan dengan menggunakan
tangan kanannya, minum dengan menggunakan tangan kanan, mengambil dengan
menggunakan tangan kanan, dan memberi dengan menggunakan tangan kanan, karena
sesungguhnya setan makan dengan menggunakan tangan kiri, minum dengan
menggunakan tangan kiri, memberi dengan menggunakan tangan kiri dan mengambil
dengan menggunakan tangan kiri.” 12
9. Kadar (Ukuran) Makan yang
Baik
Dari Miqdam
bin Ma’dikarib r.a, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
‘Tidaklah anak Adam memenuhi bejana lebih
buruk dari memenuhi perutnya. Cukuplah bagi bani Adam makanan yang dapat
menegakkan tulang rusuknya, kalau tidak boleh tidak (harus memenuhi perutnya)
hendaklah 1/3 (perutnya) untuk makanan, 1/3 untuk minuman dan 1/3 lagi untuk
nafasnya.” 13
10. Tidak Mencaci Makanan
Dari Abu
Hurairah r.a, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam tidak pernah mencaci makanan sama sekali, jika
beliau tidak menyukainya maka beliau memakannya, jika beliau tidak suka beliau
meninggalkannya.” 14
11. Tidak Makan Secara
Berlebihan
Dari Ibnu
Umar r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda,
“Orang kafir makan dengan tujuh usus,
sedangkan orang mukmin makan dengan satu usus.” 15
12. Keistimewaan Makan dan
Membaginya
a. Dari
Jabir bin Abdullah r.a, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda, ‘(Jatah) makanan satu orang cukup
untuk dua orang, makanan dua orang cukup untuk empat orang, dan makanan empat
orang cukup untuk delapan orang.” 16
b. Dari
Abdullah bin Amr r.a, seorang lelaki bertanya kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
tentang perbuatan yang paling baik dalam Islam. Beliau bersabda,
“Memberi makanan, dan mengucapkan salam kepada
orang yang engkau kenal dan orang yang tidak engkau kenal.” 17
c. Dari Abu
Ayyub Al-Anshari r.a, ia berkata, “Jika Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menerima makanan beliau
memakan sebagian dan mengirimkan sisanya kepadaku.” 18
13. Memuji Hidangan
Dari Jabir
bin Abdullah r.a, Nabi SAW bertanya kepada tuan rumah tentang lauk-pauk yang
dihidangkan. Mereka berkata, “Kita tidak memiliki makanan kecuali khal (cuka, sejenis asinan).”
Kemudian beliau minta agar dibawakan khal,
dan memakannya seraya bersabda, “Sebaik-baik
lauk-pauk adalah khal dan sebaik-baik lauk pauk adalah khal.” 19
14. Tidak Meniup Minuman
Dari Abu
Said Al-Khudri r.a, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam melarang minum dari lubang tempat air, dan
melarang meniup minuman.” 20
15. Pemberi Air Minum
Hendaknya Meminum Terakhir Kali
Dari Abu
Qatadah r.a berkata, “Rasulullah berkhutbah kepada kami dan di akhir khutbahnya
beliau bersabda, “Sesungguhnya
orang yang memberi minum suatu kaum maka dialah yang minum terakhir kali.”
21
16. Berkumpul untuk Makan
Bersama
Dari Wahsyi
bin Harb, dari bapaknya, dari kakeknya, “Para sahabat Rasulullah berkata, ‘Ya
Rasulullah, kami makan namun tidak merasa kenyang.’ Beliau bersabda, ‘Mungkin kalian berpencar-pencar (ketika
makan).’ Mereka berkata, ‘Benar.’ Beliau bersabda, “Berkumpullah ketika makan, dan sebutlah nama
Allah atasnya, maka Dia akan memberikan makan kalian.” 22
17. Menghormati Tamu dan
Melayaninya Sendiri
a. Firman
Allah Ta’ala, “Sudahkah
sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu
malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan: “Salaamun”. Ibrahim menjawab: “Salaamun (kamu)
adalah orang-orang yang tidak dikenal”. Maka dia pergi dengan diam-diam
menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu
dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: “Silahkan anda makan“. (QS. Adz-Dzariyat: 24-27)
b. Dari Abu
Syuraih Al-Ka’bi r.a, Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka hendaklah ia menghormati tamunya, masa pelayanannya sehari semalam,
masa bertamunya tiga hari dan setelah itu adalah sedekah, tidak halal baginya
(tamu) untuk menetap di tempatnya sampai membuat tuan rumah terganggu.”
23
18. Posisi Duduk ketika Makan
a. Dari Abu
Juhaifah r.a, ia berkaa, “Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya aku makan tidak dengan bersandar.” 24
b. Dari Anas
r.a berkata, “Aku melihat Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam duduk dengan menegakkan kedua betis dan paha
(muq’i) ketika makan kurma.” 25
c. Dari
Abdullan bin Bisr r.a, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam diberi hadiah daging
kambing, saat memakan daging tersebut, beliau duduk bersimpuh. Seorang Badui
berkata, ‘Duduk (pertemuan) apa ini? Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah menjadikanku hamba yang
mulia, tidak menjadikanku sebagai orang yang diktator dan pembangkang.”
26
19. Sifat Makan Orang Sibuk
Dari Anas
r.a, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam diberi
kurma, kemudian Rasulullah membaginya sambil berjalan tergesa-gesa, kemudian
memakannya dengan cepat. Dalam riwayat Zuhair, “Makan dengan terburu-buru.” 27
20. Kencangkan (Tutup)
Minuman dan Menyebut Nama Allah Saat Tidur
Dari Jabir
r.a, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Tutuplah pintumu, sebutlah nama Allah,
matikan lampu dan sebutlah nama Allah, kencangkan (tutup) minumanmu dan sebutlah
nama Allah, tutuplah bejanamu dan sebutlah nama Allah, meski kamu menutupinya
dengan sesuatu (yang bukan tutupnya).” 28
21. Makan Bersama Pembantu
Dari Abu
Hurairah r.a, Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Jika
pembantu salah seorang di antara kalian datang membawa makanan, jika kalian
tidak memintanya duduk bersama maka hendaklah mengambilkan untuknya satu
makanan atau dua makanan, sesuap atau dua suap. Karena dialah yang menangani
panasnya makanan dan pengolahannya.” 29
22. Mendahulukan Makan Malam
daripada Shalat Isya
Dari Anas
bin Malik r.a, dari Nabi Shalallahu
‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda,
“Jika makan
malam telah dihidangkan sedang shalat (Isya) sudah didirikan maka dahulukanlah
makan malam.” 30
23. Tata Cara Makan yang
Benar di Sebuah Nampan
Dari Ibnu
Abbas r.a, Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Jika salah seorang di antara kalian
mengonsumsi makanan di sebuah nampan, maka jangan memulainya dari bagian
tengah, tapi dari bagian pinggir, karena keberkahan terdapat di bagian tengah.”
31
24. Bacaan Setelah Makan
Dari Muadz bin Anas r.a, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam
berkata, “Siapa yang usai makan, kemudian berdoa, “Alhamdulilahil
Ladzii Ath’amani Hadzath Tha’sama wa Razaqanihi Min Ghairi Haulim Minnii Walaa
Quwwah’ (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini,
dan memberi rezekiku ini tanpa kesusahan dan kekuatan dariku), maka akan
dimaafkan segala dosa yang telah lalu darinya.”