TB

<< MTs. NEGERI 2 LOMBOK BARAT >> << ISLAMI, UNGGUL, DAN TERAMPIL >>

Senin, 30 November 2020

HARI GURU NASIONAL (HGN) KE 75-"HGN MASKER"

Selain jumlah peserta yang sangat minim, juga hampir semua siswa dan guru menggunakan masker dan menjaga jarak selama upacara dilaksanakan. Bahkan dalam menyanyikan lagu, lebih banyak diiringi oleh instrumentalia saja. 

Namun demikian, peringatan HGN tahun ini masih dimeriahkan dengan pemotonga nasi tumpeng oleh kepala madrasah. Kepala medrasah dalam penyampaian amanatnya, membacakan pidato menteri pendidikan. 

SIMULASI AKM SISWA KELAS VIII

Sebagai konsekuwensi tidak dilaksanakannya Ujian Nasional untuk siswa MTs.Kelas IX, pemerintah lewat kementerian Pendidikan telah menggagas ujian bentuk lain yaitu Assesmen Kompetisi Minimal (AKM). AKM ini akan mengukur kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa meliputi kompetisi Literasi dan Numerik. Pada tingkat kompetensi literasi, siswa diberikan berbagai macam jenis bacaan yang kemudian siswa diberikan pertanyaan tentang isi bacaan dalam bentuk pilihian ganda, benar-salah, isian pendek.
Pada tataran kompetensi numerik, siswa diberikan teks dalam bentuk tabel, deret angka yang kemudian pertanyaan disajikan untuk mengukur kemampuan berhitung siswa terkait dengan informasi yang ada pada teks yang diberikan.

Yang pertama adalah AKM. AKM ini dirancang untuk mengukur hasil belajar kognitif (literasi dan numerasi) peserta didik. Literasi dan numerasi itu apa sih? Kemampuan literasi di sini erat kaitannya sama kemampuan kita dalam memahami suatu informasi dari bacaan. Sedangkan untuk numerasi sendiri berkaitan dengan kemampuan mencerna informasi dalam bentuk angka atau kuantitatif.

Bagian kedua adalah survei karakter. Kalau AKM digunakan untuk menguji kemampuan kognitif siswa dalam bidang literasi dan numerasi, survei karakter ini dirancang untuk mengukur capaian belajar siswa dalam bidang sosial emosional berupa pilar karakter dengan tujuan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.

Bagian ketiga atau terakhir adalah survei lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah. 

Jika sebelumnya ujian akhir digunakan untuk menguji hasil belajar siswa sebagai syarat kelulusan, Asesmen Nasional boleh dibilang melakukan pengujian secara lebih luas. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata ada di lapangan. Sebagaimana dikatakan oleh Mendikbud Nadiem Makarim “Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya.”

Enggak sebatas melakukan pemetaan saja loh gaes. Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan daerah dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang berisi penjelasan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.

SIMULASI PEMEBELAJARAN TATAP MUKA

Pengarahan Kepala Madrasah
 Setelah melaksanakan pendampingan Belajar Di Rumah (BDR) lima bulan, Juli sampai dengan pertengahan Nopember 2020, MTs.Negeri 2 Lombok Barat mulai melaksnakan simulasi pembelajaran tatap muka. Kegiatan simulasi tatap muka ini didasari atas himbauan Bapak Kepala Kantor Kementerian Agama Kabuipaten Lombok Barat yang telah berkoordinasi dengan satgas penangan penyebaran Covid-19 Kabupaten Lombok Barat. 

Dalam pelaksanaan Simulasi Pembelajar Tatap Muka ini, ada beberapa hal yang harus dipenuhi baik sebelum kegiatan dilaksanakan maupun pada saat kegiatan dilaksanakan. Sebelum kegiatan dilaksanakan pihak madrasah telah menyiapkan fasilitas pendukung seperti tempat cuci tangan di depan setiap kelas, alat pengukur suhu tubuh, sanitizer, dan masker. Selain itu secara administrasi pihak madrasah juga harus memiliki doumen tertulis berupa Surat Pernyataan Orang tua untuk memberikan ijin kepada putra-putriny untuk mengikuti kegiatan simulasi

Suasana Belajar Simulasi

Pelaksanaan pendampingan Belajar Di Rumah (BDR) yang telah dilaksanakan dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober ternyata banyak menyisakan persoalan. Persoalan atau permasalahan yang dihadapi/ditemukan selama BDR bisa dikategorikan menjadi beberapa persoalan.

1.      Persoalan Siswa

Permasalahan yang terkait dengan siswa adalah:

·     Sampai dengan akhir bulan Oktober masih ada siswa yang belum pernah sama sekali hadir di tempat pendampingan BDR (20 %)

· Siswa yang sering hadir di pendampingan BDR sudah mulai memperlihatkan kebosanan/jenuh

· Masih ada siswa yang ditemukan tidak melaksanakan protocol kesehatan secara konsisten (sering tidak memnbawa masker) selama kegiatan BDR berlangsung

·     Masih ada siswa yang hanya membawa buku (LKS) seadaya pada setiap BDR

2.      Persoalan Guru

Permasalahan yang timbul dari guru adalah

·       Ada beberapa orang guru yang nampak mulai kurang bergairah dalam melaksanakan pendapingan BDR. Hal ini terlihat dari banyak guru yang datang terlambat ke tempat BDR

·  Guru menemukan kesulitan dalam merekap absensi dan atau presensi siswa pada kegiatan BDR

·   Guru kesulitan melaksanakan evaluasi karena keterbatasan waktu

·       Guru, terutama wali kelas, menemukann kesuliatan dalam melaksanakan pembinaan kelasnya