Sebagai konsekuwensi tidak dilaksanakannya Ujian Nasional untuk siswa MTs.Kelas IX, pemerintah lewat kementerian Pendidikan telah menggagas ujian bentuk lain yaitu Assesmen Kompetisi Minimal (AKM). AKM ini akan mengukur kompetensi dasar yang harus dimiliki siswa meliputi kompetisi Literasi dan Numerik. Pada tingkat kompetensi literasi, siswa diberikan berbagai macam jenis bacaan yang kemudian siswa diberikan pertanyaan tentang isi bacaan dalam bentuk pilihian ganda, benar-salah, isian pendek.
Pada tataran kompetensi numerik, siswa diberikan teks dalam bentuk tabel, deret angka yang kemudian pertanyaan disajikan untuk mengukur kemampuan berhitung siswa terkait dengan informasi yang ada pada teks yang diberikan.
Bagian kedua adalah survei karakter. Kalau AKM digunakan untuk menguji kemampuan kognitif siswa dalam bidang literasi dan numerasi, survei karakter ini dirancang untuk mengukur capaian belajar siswa dalam bidang sosial emosional berupa pilar karakter dengan tujuan untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila.
Bagian ketiga atau terakhir adalah survei lingkungan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah.
Jika sebelumnya ujian akhir digunakan untuk menguji hasil belajar siswa sebagai syarat kelulusan, Asesmen Nasional boleh dibilang melakukan pengujian secara lebih luas. Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan pemetaan dasar dari kualitas pendidikan yang nyata ada di lapangan. Sebagaimana dikatakan oleh Mendikbud Nadiem Makarim “Hasil Asesmen Nasional tidak ada konsekuensinya buat sekolah, hanya pemetaan agar tahu kondisi sebenarnya.”
Enggak sebatas melakukan pemetaan saja loh gaes. Kemendikbud juga akan membantu sekolah dan dinas pendidikan daerah dengan cara menyediakan laporan hasil asesmen yang berisi penjelasan profil kekuatan dan area perbaikan tiap sekolah dan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar